Pembukaan Persiapan Sakramen Penguatan 2022

Guna membekali para peserta untuk menyambut Sakramen Penguatan, Bidang Pewartaan Paroki Pandu menyelenggarakan sesi persiapan selama sekitar 3 bulan, dimulai dengan pertemuan perdana pada hari Minggu, 28 Agustus 2022. Pembekalan direncanakan sebanyak 14 sesi dengan pertemuan sekali seminggu. Total peserta terdaftar sebanyak 101 orang, dengan 68 peserta remaja, dan 33 peserta dewasa. Dalam sesi perdana ini disampaikan pembekalan dari Pastor Josaphat Judho Pramono, OSC. (Pastor. Fredy) sebagai pastor paroki.

Sakramen Penguatan sering kali salah disebut sebagai Sakramen Krisma. Media penerimaan memang diberikan dengan mengoleskan minyak krisma pada dahi, tetapi nama formalnya adalah Sakramen Penguatan. Dalam Misa Krisma, yang dilaksanakan pada ‘pagi hari’ di hari Kamis Putih, uskup memberkati tiga macam minyak, yaitu: minyak katekumen (oleum catechumenorum atau oleum sanctorum), minyak orang sakit (oleum infirmorum) dan minyak krisma (sacrum chrisma) – yang nantinya dipergunakan dalam pelayanan sakramen-sakramen di seluruh wilayah keuskupan sepanjang tahun itu, termasuk untuk Sakramen Penguatan.

Pembukaan Persiapan Sakramen Penguatan 2022

Pastor Fredy mengingatkan bahwa Sakramen Penguatan jangan sampai hanya sebagai ritual, karena ini adalah sakramen yang mengikat (sebagai meterai), hanya diterimakan satu kali seumur hidup, dan membekali iman dengan daya martiria, yaitu kesanggupan untuk menjadi saksi Kristus. Gereja Katolik menyatakan daya rahmat Roh Kudus yang diterimakan saat Sakramen Penguatan secara resmi dalam dokumen Konsili Vatikan II, yaitu Lumen Gentium artikel no. 11 mengenai ‘Pelaksanaan imamat umum dalam sakramen-sakramen’. Dalam artikel tersebut secara khusus dituliskan bahwa ‘berkat sakramen penguatan umat terikat pada Gereja secara lebih sempurna, dan diperkaya dengan daya kekuatan Roh Kudus yang istimewa; dengan demikian mereka semakin diwajibkan untuk menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus yang sejati, dengan perkataan maupun perbuatan’.

Dengan demikian, umat Katolik diharapkan untuk tidak menunda-nunda penerimaan Sakramen Penguatan karena dengan kehadiran daya kekuatan Roh Kudus, umat Katolik mewujudkan dirinya menjadi pewaris Kerajaan Surga, menjalankan perutusan sebagai imam, nabi dan raja, serta teristimewa memperoleh kekuatan khusus untuk bermisi ‘ke luar’ mewartakan Kristus yang telah bangkit: ‘Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’ (Mat 28: 19-20).

Contoh sederhana mewujudkan misi Kristus, misalnya bersama keluarga hidup terlibat dengan keluarga lain, jangan hanya untuk keluarga sendiri saja. Hal ini bisa dimunculkan dalam berbagai kegiatan di paroki atau masyarakat sekitar. Contoh lain, seorang siswa perlu selalu mewujudkan kejujuran dengan tidak menyontek saat ulangan. Dengan melaksanakan hal-hal kecil secara setia, dan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan positif bersama dengan umat Katolik / non-Katolik di lingkungan sekitar, maka secara perlahan kita pasti bertumbuh menjadi saksi iman yang tangguh.

Panitia dan para pendamping kelompok sangat berharap bahwa semua peserta dapat aktif terlibat dalam pembelajaran. Keaktifan peserta dalam setiap sesi pertemuan menjadi salah satu kriteria untuk dapat menyambut Sakramen Penguatan pada hari Sabtu, tanggal 26 November 2022 yang akan diterimakan oleh Bapak Uskup Mgr. Antonius Subianto, OSC.