Pada hari Jumat, 4 November 2022, bertepatan dengan peringatan wajib St. Karolus Borromeus, dilaksanakanlah Misa Jumat Pertama dengan adorasi Ekaristi bersama TNI-Polri. Penyelenggaraan program pelayanan berupa Misa Jumat Pertama semacam ini adalah program kerja rutin dari Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Keuskupan Bandung, bekerja sama dengan segenap kesatuan TNI-Polri di kota Bandung dan sekitarnya. Dalam kesempatan kali ini hadir sekitar 100 prajurit dan perwira dari berbagai kesatuan.
Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pst. Josaphat Judho Pramono, OSC. (Pst. Freddy) selaku Pastor Kepala di Paroki Bunda Tujuh Kedukaan Pandu. Di awal homilinya, Pst. Freddy mengangkat salah satu strategi berperang yang diperkenalkan oleh filsuf Tiongkok, Sun Tzu. Strategi tersebut bersifat ‘reflektif-aktif, yaitu: kenali kemampuan dan keterbatasanmu (reflektif), dibarengi dengan kenali kemampuan dan keterbatasan musuhmu (aktif). Strategi serupa diterapkan oleh bendahara ‘cerdik’ yang diangkat kisahnya dalam Injil Lukas 16:1-8.
Si bendahara tersebut menyadari bahwa dia telah bersalah kepada tuannya, serta dibarengi pula dengan kesadaran bahwa dia tidak memiliki kemampuan serta kemauan untuk mengerjakan hal lainnya. Dia memutar otaknya sedemikian rupa agar tetap dapat menjabat sebagai bendahara bagi tuannya. Akhirnya dia memiliki ide untuk membuat surat utang baru bagi para kreditur tuannya. Yang berutang seratus tempayan minyak menjadi lima puluh. Yang berutang seratus pikul gandum menjadi delapan puluh. Tujuan dari bendahara tersebut adalah agar orang yang dikurangi utangnya tersebut merasa berutang budi, dan kelak akan dapat membantunya jika dia dipecat oleh tuannya.
Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Dia tidak hanya memikirkan keadaan saat ini saja, namun dapat mengantisipasi masa depannya. Demikian pula diharapkan dari kita orang beriman agar dapat memikirkan hidup yang kekal kelak. Bukan hanya urusan di dunia saat ini saja yang perlu diurus. Jika orang Katolik tidak berkualitas, maka pasti akan dilindas habis di dunia ini. Orang Katolik harus mampu bertindak cerdik mengatasi dunia dan lebih ngotot untuk mencapai kehidupan kekal. Harta bisa habis, jabatan bisa berlalu, namun kebaikan akan berlaku abadi sampai selamanya.
Menutup homilinya Pst. Freddy berpesan bagi para perwira dan prajurit TNI-Polri agar menjadi garam dan terang di kesatuan masing-masing. Hendaknya jangan hanya memikirkan diri sendiri, namun juga mampu membawa misi Kristus untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kebaikan bersama. Di akhir rangkaian perayaan dilakukan adorasi Ekaristi disertai dengan berkat penutup.
Dokumentasi foto dan beberapa klip video dapat dilihat melalui tautan Google Photos berikut ini: .