Mistik Katolik – Lebih dari sekadar Klenik

Disepanjang sejarah Katolik banyak terjadi mujizat. Misalnya ada jenazah Santa/ Santo yang tidak membusuk atau rusak walaupun jasadnya sudah berumur ribuan tahun. Diantaranya jenasah St Bernadette tidak hancur, bahkan mengeluarkan bau harum. St St Fransiskus Asisi karena kekudusannya dapat berbicara dengan hewan. St Yosef Cupertino  bisa terbang. Padre Pio dapat melihat masa depan dan dia bisa berada di dua tempat berbeda sekaligus. Kita dibuat kagum dengan fenomena-fenomena tersebut tapi kita sering lupa atau tidak menyadari bahwa Ekaristi adalah mujizat, dimana Pastor dapat mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus karena kuasa tahbisan, yang diturunkan dari Yesus ke Petrus dan selanjutnya kepada semua Paus lalu kepada Uskup dan Imam.

Hosti setelah diberkati bentuk fisiknya sama tapi isinya berubah. Ada seorang imam asal Jerman, 1932 merasa ragu dapat mengubah roti menjadi Tubuh Kristus. Tuhan membuktikan, saat hosti diangkat, Palmatius Zilligen, kakak dari Imam tsb memotretnya, ada penampakan Yesus. Yang artinya misa kudus itu menghadirkan Tuhan Yesus yang sesungguhnya, bukan sekedar mengenangkan. Di Legnica (2013), di Sokolka (2008) Polandia, dimana terjadi mujizat hosti berdarah. Fenomena seperti ini selalu akan diselidiki kebenarannya, ternyata setelah diteliti di laboratorium serpihan hosti berdarah tersebut adalah merupakan jaringan jantung manusia. Itu artinya Yesus memberikan organ yang paling penting untuk kita.

Dan fenomena ( sesuatu yang luar biasa) lain yaitu patung Bunda Maria yang menangis oleh Vatikan disebut sebagai “worthy of belief”( dapat dipercaya) yaitu dalam penampakan bunda Maria kepada suster Agnes Sasagawa di Akita , Jepang (1973). Ditafsirkan sebagai undangan pertobatan, karena dunia berdosa. Apakah ini semua termasuk mistik?

Mistik (mystikos) berasal dari kata kerja myein yang berarti “menutup mulut dan mata”. Mistik sering diasosiasikan secara negatif sebagai okultisme(kepercayaan terhadap hal-hal supranatural), magic atau hal-hal gaib (klenik) yang berhubungan dengan setan/iblis. Samakah mistik dengan klenik? Tidak.  Karena gaib ada yang bersifat keilahian, tapi gaib tdk pasti bersifat Ilahi. Itulah mistik katolik. Mistik  disini sama dengan mujijat-mujijat ilahi.

Dalam dunia sekular/ keduniawian, mistik dimaknai sebagai momen ekstasi. Momen ekstasi itu dialami oleh orang yang sangat tergugah dan terinspirasi oleh sesuatu yg diminatinya spt musik, puisi, alam semesta atau relasionalitas tertentu. Misal orang tergila-gila pada grup band tertentu, sampai rela membayar mahal untuk berjumpa dengan mereka. Saat menonton, orang itu sampai melompat-lompat histeris  melihat dan bertemu dengan orang yang amat dikagumi. Contoh lain  cinta suami dan istri, antara ibu dan anak yang rela berkorban. Relasi ini juga pengalaman mistik. Persatuan diri kita dengan orang yang kita cintai, tersergap oleh daya yang maha besar.

 Mistik katolik juga merupakan sebuah pengalaman ekstasi, ketersergapan namun kepada Allah. Kebersatuan dengan Allah yang dikagumi. Merupakan pengalaman mistik tertinggi. Pengalaman bersatu dengan Allah itu lebih penting dari fenomenanya.

Mistik Katolik berlangsung dengan pola 3 tahapan, yang berujung pada persatuan Ilahi. Kita akan dimurnikan dengan tantangan, kesulitan. Bukan Tuhan jahat tetapi supaya kita dewasa. Setelah dibersihkan kita dapat pewahyuan, pencerahan bahwa” Saya dikasihi Tuhan”, dan bersama Tuhan adalah tahapan terakhir dari perjalanan rohani.

Dasar biblis/ Teologis mistik Katolik adalah :

  1. Gal 2:20 “Aku telah disalibkan dengan Kristus, namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup , melainkan Kristus yang hidupdi dalam aku.
  2. 1 Yoh 3:2 “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak, akan tetapi kita tahu, bahwa apabila kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya”
  3. 2Petrus 1:4 “Dengan jalan itu Ia telah menganugrahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia”

Pengalaman mistik dari Perjanjian Lama. Misalnya Ayub. Dia tidak hanya mendengar tentang Allah, tetapi melihat  Allah dengan mata kepalanya sendiri dan melihatnya dari muka ke muka. Melihat Allah dalam konteks Ayub(42:5) bermakna melihat dunia melalui mata Allah sendiri. Mengapa ada penderitaan? Semua tidak ada yang kebetulan. Setanlah yang mencobai Ayub, dengan ijin Allah. Ayub saleh tetapi mengapa segala yang dimilikinya  habis. Terhadap penderitaan, teman-teman Ayub menyalahkan Ayub, “kamu pasti punya dosa”. Ke tiga teman Ayub punya konsep bahwa penderitaan itu karena hukuman dari Tuhan. Pada akhirnya Ayub di pulihkan Allah. Pengalaman mistik Ayub, membuat Ayub dapat memperoleh inspirasi dan kebijaksanaan baru .

Demikian juda dalam Perjanjian Baru, Paulus paling dipengaruhi oleh peristiwa mistiknya di Damaskus. Fil 3:1-16, Gal1:10-24 dan Kis 9:1-19,22 . Dalam peristiwa Damaskus, Paulus sungguh mengalami dan mengimani bahwa Tuhan Yesus telah “mengalahkan dirinya” dan membuatnya bagian integral dari diriNya sendiri. Filipi 3:12 ayat ini menjadi puncak, bagian fundamental yang menjadikannya sebagai seorang rasul. Pengalaman mistik Paulus berdampak, menjadikan Paulus dari seorang penganiaya pengikut Kristus menjadi pewarta Nya.

Tokoh lain dalam Kitab Suci yang alami pengalaman mistik seperti Abraham, Yakub, Musa, Samuel dll tapi tidak seperti pengalaman Paulus. Sebelum Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka berada dalam Firdaus(surga). Mereka dapat berinteraksi dengan Allah, bisa saling melihat, berbicara, karena mereka masih dalam keadaan polos. Mengapa mereka bisa mengalami pengalaman mistik? Karena kesucian dan keutamaan hidup yang unggul.

Ada dua pengalaman mistikus terbesar sepanjang sejarah kekristenan, St Ignatius Loyola dan St Teresa Avilla. St Ignatius Loyola yang  sombong, tapi telah diubahkanTuhan menjadi layak dan suci. Dia bertobat karena kejadian tertentu.  Yang penting dari pengalaman mistik  ada dampaknya. Orang yang semula mendedikasikan hidup untuk kefanaan duaniawi, akhirnya dia mencari dan menemukan Tuhan.  Teresa Avilla pada usia 7 tahun bercita-cita menjadi martir dengan ikut berperang melawan Moors. Di usia 20 thn dia masuk biara dan mendengar “panggilan khusus” di depan patung Ecce homo. Egonya meleleh. Ia merasa dicintai. Ia tidak bergantung lagi pada orang lain untuk menjadi bahagia.

Untuk mengalami pengalaman mistik ada 7 tingkatan yang harus dilalui

  1. Disibukkan dengan  kelekatan-kelekatan duniawi
  2. Mulai menyelaraskan kehendak pribadi dengan kehendak Tuhan
  3. Bisa berkorban untuk sesama
  4. Jiwa alami kesunyian yang luar biasa
  5. Jiwa berproses seperti ulat yang bermetamorfosis dari kematian yang berahmat, penghancuran egosentris, kepompong menjadi kupu-kupu simbol kebangkitan “manusia baru”
  6. Jiwa jatuh cinta secara mendalam kepada Tuhan dan siap untuk pertunangan spiritual denganNya. Kerinduan yang mendalam ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi jiwa(situasi salib) baik lahir dan batin.
  7. Jiwa menjadi satu dengan Tuhan. Setelah mengalami mistik tertinggi ini, jiwa sekarang dibekali dengan kehidupan Tuhan. Ia mampu melihat segala sesuatu secara  baru. Jadi satu daging. Dulu tidak bisa mengampuni sekarang bisa. Melihat segala sesuatu dengan kacamata yang berbeda.

Mistik sejati bersifat: kreatif, positif, mampu menjalani hubungan yang mendalam, peka terhadap masalah orang lain, tidak memanjakan diri sendiri, menjalani kehidupan yang semakin konsisten dengan injil, semakin sadar akan dosa dan merasakan kebaikan Tuhan yang tidak terbatas. Pengalaman mistik itu juga bersifat pribadi, singkat namun berulang. Kita tidak akan memahaminya secara utuh. Satu hal yang paling penting kita ketahui bagaimana memperjuangkan kekudusan, kerendahan hati, cinta kasih, karena itulah  jalan mengalami peristiwa mistik. Persatuan di Surga itu paripurna, namun kitapun bisa mengalaminya selagi masih hidup di dunia ini. Inilah mistik sejati yang kemudian berdampak bagi hidup harian, berkontribusi bagi sesama di sekitar.

Demikian Jelajah Alkitab edisi Kamis 17 November 2022 lalu, seperti biasa bertempat di Aula Paroki Pandu. Dibawakan oleh Romo Peter Elvin Atmaja Hidayat, dihadiri oleh 63 umat dari berbagai paroki.  Dan  dua bulan mendatang, 19 Januari 20 23, Jelajah Alkitab bertemakan ‘Trinitas (kalau Allah tiga pribadi, diarahkan kemana saat kita berdoa)”. Tema Trinitas kembali diangkat dalam Jelajah Alkitab karena kita tidak akan mungkin paham sepenuhnya tentang Tiga Pribadi Allah ini, dan kali ini dibahas dari sudut pandang yang lain, akan dibawakan oleh Romo Aloysius Wahyu Endro, demikian menurut penjelasan  Pak Triawan pada sesi sosialisasi materi Jelajah Alkitab selanjutnya.

Penulis: Henny Herawati