Pemberkatan Lingkaran Adven

Bersama dengan Gereja Universal, umat Paroki Pandu menyiapkan diri menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus dalam masa adven. Kata adven berasal dari bahasa Latin yakni adventus yakni ‘datang’ atau yang dalam konteks ini adalah kedatangan Yesus Kristus. Salah satu ciri khas masa adven adalah hadirnya Lingkaran (Korona) Adven dengan makna liturgis yang sangat mendalam.

Sekilas Lingkaran Adven

Lingkaran Adven secara tradisi dibuat dari daun-daun evergreen. Dahan-dahan evergreen, sama seperti namanya “ever green” – senantiasa hijau, senantiasa hidup. Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita. 

Tampak tersembul di antara daun-daun evergreen yang hijau adalah buah-buah beri merah. Buah-buah itu serupa tetesan-tetesan darah, lambang darah yang dicurahkan oleh Kristus demi umat manusia. Buah-buah itu mengingatkan kita bahwa Kristus datang ke dunia untuk wafat bagi kita dan dengan demikian menebus kita. Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.

Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven. Pada umumnya, terdapat tiga lilin berwarna ungu dan yang lain berwarna merah muda. Lilin-lilin tersebut melambangkan keempat minggu dalam Masa Adven sebagai masa persiapan menyambut Natal. Pada awal Masa Adven, sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain mulai dinyalakan. Khusus pada minggu ketiga, disebut sebagai minggu Gaudete (sukacita). Minggu Gaudete ini juga mengingatkan umat, bahwa masa Adven akan segera berakhir dan pesta kedatangan Yesus Kristus sudah semakin mendekat.

Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven setiap minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Lilin pertama sering disebut sebagai lilin ‘nubuat para nabi’. Lilin kedua disebut dengan lilin ‘Betlehem’. Lilin ketiga adalah lilin ‘gembala’. Dan lilin keempat menyatakan kebahagiaan sejati dengan hadirnya Sang Juru Selamat, disebut lilin ‘malaikat’.

Pesan Pastor Paroki

Dalam homili misa minggu Adven Pertama tanggal 27 November 2022 pkl. 10:00, Pst. Fredy menekankan agar kita jangan terlena hanya sekedar mencari hal-hal duniawi. Dalam bacaan Injil ditekankan bahwa pencuri bisa datang kapan saja di tengah malam buta. Hanya tuan rumah bodoh yang tidak akan berjaga-jaga, apalagi jika tahu bahwa pencuri ‘pasti’ akan datang. ‘Sebab itu, hendaklah kamu selalu siap siaga, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga’. (Mat 24:44). 

Masa Adven yang kita rayakan setiap tahun adalah simbol bahwa manusia perlu terus mempersiapkan diri menyambut kehadiran Allah dalam keadaan damai. Sebagaimana disampaikan dalam nubuat Nabi Yesaya: ‘Tuhan akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa. Maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas’. (Yes 2:4). Salah satu contoh menempa pedang menjadi mata bajak misalya adalah dengan merajut damai dalam keluarga, dan tidak menonjolkan ego pribadi. Adven adalah masa perubahan untuk memastikan kita siap berjaya menyambut hari kelahiran Tuhan. 

Pemberkatan Lingkaran Adven

Setelah misa kudus, diadakan pemberkatan Lingkaran Adven dari 31 lingkungan yang ada di Paroki Pandu. Lilin-lilin dalam Lingkaran Adven tersebut akan dinyalakan saat pertemuan-pertemuan Adven di lingkungan untuk menyongsong terang Natal yang semakin mendekat.

Beberapa foto / video persiapan serta pemberkatan Lingkaran Adven tersebut dapat dilihat dalam folder: . 

Selamat berjaga-jaga! 

Tuhan memberkati