Utuslah RohMu ya Tuhan, baharui, persatukanlah kami. Utuslah RohMu ya Tuhan….
Demikian lagu pujian (dr ACHM 194) mengawali misa syukur penerimaan Sakramen Penguatan
sebanyak 94 orang oleh yang mulia Uskup Antonius Subianto Bunjamin, OSC didampingi oleh
imam konselebran, Pastor Fredy dan Pastor Surono, pada Sabtu , 26 November 2022 pukul 9
lalu, di Paroki Bunda Tujuh Kedukaan alias gereja Pandu yang tercinta.
Seharusnya ada 98 orang yang akan mengikuti penerimaan Sakramen penguatan ini, tetapi 4
orang sakit, sehingga mereka mengikutinya dengan paroki lain. Dari 94 ini, terdiri dari 31 orang
dewasa dan 63 orang remaja.
Persiapan penerimaan Sakramen penguatan ini dimulai 21 Agustus 2022, yaitu para
pendamping diberi arahan oleh pastor Fredy terlebih dahulu. Pendamping berjumlah 19 orang,
diutus berdua-dua mendampingi 5 kelas remaja dan 3 kelas dewasa. Dari 15 pertemuan, diisi
dengan 10 pengajaran. 2 pengajaran diberikan dalam kelas besar oleh Pastor Fredy (dewasa)
dan Pastor Febry (remaja). Ada 3 pelajaran dibawakan oleh Bu Lusiana sebagai koordinator
pewarta, Pa Thomas dan Boris. Sisanya 5 pelajaran oleh para pendampingnya di dalam kelas
kecil, agar ada kedekatan dan interaksi yang lebih. Selain itu dalam pertemuan pertama diisi
dengan perkenalan, pembagian kelompok dll.Lalu ada rekoleksi di Pratista , yang dibawakan
oleh tim disana. Dilanjutkan dengan ibadat tobat, tobat pribadi dan gladibersih. Sehari sebelum
hari H , semua peserta wajib di “swab” agar keesokan harinya kita hadir berkumpul dalam
gereja dalam keadaan sehat semua. Prokotol kesehatan tetap dijalankan.Untuk keseragaman
para calon mengenakan busana putih dan hitam ,sedangkan pendamping merah dan hitam.
Sakramen penguatan ini sebagai sakramen inisiasi, melengkapi Sakramen Baptis dan Ekaristi
yang telah diterima oleh para calon . Diharapkan dengan pencurahan Roh Kudus ini mereka
menjadi dewasa dan diundang untuk terlibat secara penuh dalam pewartaan kabar sukacita
Tuhan.
Dalam homili nya, Uskup Antonius mengingatkan ajakan Yesus agar kita waspada, berjaga-jaga
dan tetap berdoa. Jangan sampai penderitaan membuat orang menjauh dari Tuhan,
mempertanyakan keberadaan Tuhan, atau ekstrimnya tidak percaya Tuhan. Sebaliknya
kesuksesan yang luar biasa, terkenal, sejahtera dan segala keinginan terpenuhi membuat orang
melupakan Tuhan.Tidak sadar diri oleh kenikmatan yang luar biasa. Itulah situasi yang
diingatkan Yesus. kataNya: “ Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan
kemabukan serta kepentingan kepentingan diniawi….” Yesus mengajak murid-murid berdoa
dan mengalami sukacita sejati ,yang tidak dikuasai keinginan daging. Kita diminta fokus pada
kehadiran Tuhan, tidak mudah memalingkan muka dari Tuhan. Entah kekurangan, entah
kelebihan. Dalam situasi apapun tetap mengandalkan dan percaya Tuhan. Terlebih para calon
akan memerima tujuh karunia Roh Kudus; Roh hikmat, roh pengertian, roh nasihat, roh
keperkasaan, roh pengenalan, roh kesalehan dan roh takut akan Tuhan. 7 roh itulah yang akan
memberdayakan anak-anak Allah sebagai seorang Kristen yang luar biasa. Menjadi prajurit
Kristus yang diberikan kemampuan untuk melawan iblis dan siap diutus.
Setelah itu , acara dilanjutkan dengan penyerahan calon penerima sakramen Penguatan oleh Pa
Triawan wakil dewan paroki Pandu kepada Uskup Antonius Subianto Bunjamin, OSC,
pembaruan janji baptis yang dijawab serentak oleh para calon dan penumpangan tangan agar
Bapa berkenan mencurahkan Roh Kudus kepada anak-anakNya, untuk memberi kekuatan dan
anugrah yang berlimpah, sehingga mereka serupa dengan PutraNya.
Acara pengurapan calon, berjalan dengan khusuk dan tertib sesuai arahan pada saat
gladibersih.Para calon maju satu persatu dari bangku kiri depan hingga ke belakang. Dilanjutkan
dari belakang bangku kanan ke depan , disambut oleh wali Penguatan; bu Endang dan Pa
Efendi, sebelum menerimakan karunia Roh kudus dari Uskup . Diiringi oleh paduan suara
Januard dan kawan kawan .
Seperti biasa usai misa, acara yang tidak kalah menarik dan seru adalah foto bersama Uskup
dan Pastor sebagai suatu peringatan bahwa kita semua sudah diutus menjadi prajurit Kristus
yang tangguh. Tidak mudah menyerah. (Penulis Henny Herawati)