“Kalau belajar hukum, kita menjadi ahli hukum, kalau belajar ekonomi, kita menjadi ahli ekonomi. Kalau belajar teologi, apakah kita menjadi ahli tentang “Allah”, yang memahami Allah seutuhnya?”
Ketika tiga orang anak diminta untuk mendefinisikan ibunya, apakah hasilnya akan sama? Pasti tidak, walaupun ada kesamaannya. Anak sulung mengatakan bahwa ibunya keras. Anak tengah mengatakan mama pelit. Yang bungsu mengatakan mamanya baik banget. Yang benar yang mana? Padahal mamanya sama. Tapi mengapa berbeda? Karena ada pengalaman yang berbeda dengan ibunya dan adanya perbedaan pemikiran. Demikian juga dengan Allah. Pengalaman manusia yang berbeda-beda dengan Allah, membuat konsep “ketuhanan” pun berbeda. Konsep “ketuhanan” jadi terpecah-pecah. Ini Tuhannya orang Hindu, ini Tuhannya orang Budha. Orang Hindu menyembah 19 dewa? Orang Katolik dituduh menyembah tiga Tuhan. Allah yang satu dikenal dengan cara yang berbeda-beda.
Dengarlah, hai Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Ul 6:4
Hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Mat 23:9
“Inilah hidup yang kekal itu, bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar.Yoh 17:3
Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia yang adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain. Roma 3:29-30
Allah itu satu/esa. Satu untuk semua orang, seluruh bangsa. Bukan hanya untuk orang Yahudi saja. Jumlah Allah itu SATU. Tidak ada sosok lain yang menyerupai Allah. Tuhan itu esa disebut shema Israel. Tapi Allah yang satu itu kemudian diwahyukan Yesus dalam tiga pribadi. Hal ini menjadi sulit dan rumit. Satu kodrat tiga pribadi.
Ketika awal Allah mewahyukan Dirinya pada Musa (Kel 3:14). Ini lihat Aku adalah Aku yang menciptakan manusia. Ada sosok yang maha kuasa. Tapi wujudnya tidak ada. Allah yang dikenal dalam Perjanjian Lama adalah Allah yang memberi berkat pada umat yang taat dan kutuk pada umat yang tidak taat (Ul 4:26-28). Allah berbicara melalui perantaraan para nabi (ibr 1:1), tidak bisa dijumpai langsung. Allah dikenal dengan nama YHWH. Yahwe nama Allah, tapi orang Israel tidak berani memanggil YHWH (seperti seorang anak memanggil kepada ibunya, tidak dengan nama tapi dengan kata ibu). Demikian juga orang Israel memanggilNya Adonai (Tuhan).
Akhirnya Allah yang sebelumnya terasa jauh disana dan tidak terlihat menjadi nyata dalam diri sang Putra. Allah yang tidak bisa dipegang sekarang dapat diajak ngobrol, bisa dipegang, dicium, dipukul dan disalib. Jadi sosok yang terlihat nyata. Bapa dan Putra bukan menunjukkan status keluarga, tapi menunjuk relasi pribadi Yesus dan Allah, Anak dan Bapa.
Setelah Yesus wafat, bangkit dan naik ke surga. Para murid tidak lagi dibimbing oleh Pribadi Yesus yang tampil secara jasmani. Para murid tetap disertai oleh Allah, yaitu Pribadi Roh Kudus (Yoh 14:26,Yeh36:26-27). Roh Kudus turun atas para rasul dan dimulailah karya Gereja (Kis 2: 1-47). Roh kudus tidak terlihat, karena Roh. Tapi Dia menggerakkan manusia pada kebenaran. Itulah perjalanan pengenalan Allah. Allah ingin mendidik manusia , berproses dalam mengenal Allah perlahan-lahan. Keberadaan Allah tetap ada, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Allah Tritunggal sudah ada di awal mula dan berkarya, tapi belum dikenal sebagai Pribadi ( kej 1:1-3). Sebelum Abraham, Yesus telah ada (Yoh 8:58) menyertai kita sampai akhir jaman. Allah Tritunggal juga tampil dalam pembabtisan Yesus (Mat 3:16-17).
Allah Tritunggal itu satu kodrat ilahi tiga pribadi. Bapa= Allah. Putra= Allah. Roh Kudus=Allah. Allah Tritunggal bukan gonta ganti topeng. Bapa tidak sama dengan Putra. Putra tidak sama dengan Roh Kudus. Roh kudus tidak sama dengan Bapa. Saat peristiwa transfigurasi, Bapa berkata bahwa Ia mengasihi Putra (Mrk 9:7), di Taman Getsemani, Yesus berdoa kepada Bapa(Mat26:39), Roh Kudus membawa Yesus ke padang Gurun(Mat4:1), Yesus menghembusi para murid dengan Roh Kudus(Yoh 20:22), rumusan baptisan(Mat 28:19). Allah Tritunggal bukan shift-shift an. Ketiga Pribadi Allah Tritunggal memiliki kesatuan, bukan kesaman. Ketiga Pribadi Ilahi menampilkan kekhususannya dalam karyaNya (KGK 267). Bapa, Putra, Rohkudus berbeda tapi satu kodrat. Allah Tritunggal juga bukan soal atasan dan bawahan. Allah Bapa lebih tinggi dari Yesus. Roh kudus lebih rendah dari Yesus. TIDAK. Allah Tritunggal sehakikat. Jika dalam Mat 24;36 dikatakan : Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anakpun tidak hanya Bapa sendiri. Karena saat itu Yesus sebagai manusia 100%. Yesus mempunyai dua kodrat. Yaitu kodrat sebagai manusia dan kodrat sebagai Allah. Yesus 100% manusia, juga 100% Allah.
Iman akan Allah Tritunggal itu misteri, sulit. Bahkan tidak mungkin dipahami secara utuh. Sulit menjelaskan dalam bahasa sehari-hari kepada yang seiman apalagi kepada yang non katolik. Allah itu tidak bisa dipahami sedetail mungkin oleh pikiran manusia. Allah tidak terhingga, tidak mungkin dipahami oleh otak manusia. Kita bisa memahami Allah sejauh Allah yang memperkenalkan diri pada kita. Ajaran Allah Tritunggal itu muncul setelah Yesus, sebelumnya tidak ada. Namun jika Allah sulit dimengerti tidak mengapa. Karena yang lebih UTAMA adalah mengimani dan mengalami Allah Tritunggal. Apakah saya mengalami kebaikan Allah? Ketika saya berdosa, beranikah menghampiri Allah? Apakah saya mengalami relasi dengan Allah seperti anak dengan Bapa? Apakah saya menempatkan Allah sebagai juruselamat hidup saya? Apakah saya mengijinkan Roh Kudus bertahta dalam hati saya? Memahami tentang Allah tritunggal itu penting tetapi mengimani dan mengalami jauh lebih penting
Jelajah Alkitab edisi 19 januari 2023 yang bertema kan Allah Tritunggal dihadiri oleh 115 orang. Kali ini Jelajah Alkitab bekerja sama denga Komunitas Tritunggal Maha Kudus yang moderatornya sekaligus menjadi pembicara malam itu, yaitu Romo Aloysius Wahyu Endro Suseno dari Paroki Dayeuh Kolot.
Sementara untuk 16 Februari 2023 mendatang, tema Jelajah Alkitab adalah: Tidak Takut Mencintai Uang Untuk Kemuliaan Tuhan. Dibawakan oleh RP FX Herry, OSC seorang ekonom OSC, demikian Pak Triawan yang selalu menyiapkan tema, narasi dan poster yang menarik bagi kita semua.
Penulis: Henny Herawati