Liputan Kerja Bakti & Menanam Palem

Sabtu 25 Maret 2023 lalu, Paroki Bunda Tujuh Kedukaan(Paroki Pandu) menyelenggarakan
kegiatan kerja bakti dan menanam pohon palem. Kegiatan ini adalah suatu gerakan nyata
(bukan sekedar wacana ) yang sederhana , yang dilakukan secara bersama-sama untuk
mempererat tali persaudaraan. Sumber inspirasinya dari tema Aksi Puasa Pembangunan 202
Keadilan Ekologis Bagi Seluruh Ciptaan, agar kita semakin mengasihi dan lebih peduli kepada
sesama dan kepada lingkungan hidup. Kegiatan ini meliputi membersihkan Gereja Pandu yang
kami cintai beserta ruangan-ruangan sebagai wujud kepedulian pada sesama dan menanam
pohon palem sebagai wujud kepedulian pada lingkungan hidup.


Pada pukul 8.30 umat sudah berkumpul di depan halaman Gereja dan sudah tak sabar untuk
segera bekerja. Acara dibuka terlebih dahulu dengan doa oleh Bapak Wiece , koordinator
Wilayah Paroki Pandu. Dilanjutkan dengan sedikit motivasi dari Pastor Surono agar umat lebih
bersemangat dalam bekerja bakti.. Beliau mengajak umat untuk mencintai rumah kedua, yaitu
Gereja Pandu ini dengan merawatnya. Dengan bergotong royong , mau meneruskan nilai-nilai
luhur, tidak sekedar memberi uang untuk kebersihan lalu beres. Dengan kerja bakti ini
diharapkan umat merasa memiliki, menjaga barang-barang, tidak mengotorinya atau
membuang sampah sembarangan . Selain itu kegiatan kerja bakti ini dimaksudkan ingin
membangun persaudaraan, setelah beberapa saat terputus akibat pandemi.


Ada 14 pohon palem yang ditanam di halaman Gereja Pandu, masing masing wilayah menanam
dua buah pohon. Sudah disiapkan tanah yang digali oleh petugas dari Paroki Pandu. Dan para
ketua wilayah tinggal menanamnya. Suatu saat pohon palem ini tentu dapat dinikmati oleh
generasi yang akan datang, disaat memerlukannya.


Sedangkan membersihkan ruangan, terutama membersihkan WC , termasuk pelayanan yang
kotor. Merujuk pada Pengurus Gereja Amal Kasih(PGAK) . Maka amal dan rasa kepedulian pada
orang kecil, dimulai dari hal-hal sederhana, yaitu hal-hal yang kotor. Itu melatih diri pada hal-hal
yang kotor agar terbiasa terjun pada orang yang kecil. Mengunjungi orang papa yang bau dan
kotor jadi mampu dilakukan . Seperti Mother Teresa yang mengambil orang –orang dari
sampah namun tidak jijik merawatnya. Karena didalam orang orang itu ada Tuhan Yesus .
Tuhan Yesus katakan “ Apa saja yang engkau lakukan untuk saudaramu yang paling hina, itu
kamu lakukan untuk Aku” Semoga dalam hal-hal kecil ini kita semakin peduli pada sesama.
Demikian Pastor Surono menyemangati kami.


Dari Wakil Dewan, Bapak Triawan membagi ruangan yang harus dibersihkan oleh tiap wilayah .
Ada 7 wilayah ( 1wilayah ada yang mengirimkan 5,6 , 10,14 orang ) ditambah para Pastor,
Ketua Wilayah, Orang Muda Katolik, Dewan pengurus Harian yang bekerja bakti bersama-sama
. Pembagian ini sudah diumumkan juga dalam grup katua lingkungan. Halaman Gereja
dibersihkan oleh Para Pastor dan ketua wilayah termasuk menanam pohon palem. Gereja oleh
Wilayah 1,2,4 dan 5. Attic oleh wilayah 7. Ruang DPP1, Galatia, Adorasi, Katekumen, Efesus oleh
Wilayah 3 dan 6. Aula yang seharusnya dibersihkan oleh wilayah 3, tapi berhubung sedang ada
kegiatan jadi urung dibersihkan. Trotoar dan selokan oleh OMK. Membersihkan WC oleh DPH.
Umat sudah membawa berbagai peralatan dari rumah masing-masing. Ada yang membawa
sapu, lap, kanebo, kemoceng, lap pel ,pengki dan ember. Sedang cairan pembersih disiapkan
oleh Sie Rumah Tangga dan untuk didalam Gereja juga disiapkan lap microfiber untuk meja
dan bangku yang baru di plitur, agar tidak lecet. Pak Triawan juga memberikan pengarahan
apabila ada yang tidak bisa dibersihkan harap dicatat , agar diambil alih oleh Sie Rumah tangga.

Akhirnya pukul 9 kami, masing masing bergegas menuju ruangan yang harus dibersihkan.
Wilayah 7 mendapatkan bagian ruang Attic, aula yang jarang dipergunakan. Akibatnya
keadaan nya amat kotor, berdebu , sarang laba-laba dimana-mana, berantakan dan panas.
Berbeda dengan ruangan lain yang kerap dibersihkan petugas. Ada tumpukan kursi baso yang
sudah kurang baik. Tumpukan barang-barang bekas properti dimasa lalu, membuat ruangan itu
seperti gudang. Letak Aula Attic dekat toilet lantai 3, belok ke sebelah kanan, naik tangga lagi
.Tidak semua orang mengetahui keberadaan ruang Attic. Dengan hati-hati kami menurunkan
satu persatu kursi yang jumlahnya banyak dan mengelapnya . Kami usap dengan penuh
cinta…Kami tata kembali yang berantakan. Kami ber 14 orang saling bahu membahu dan

bekerja dengan gesit dan bersemangat. Waduh ember –ember berisi air bersih dengan sekejab
menjadi hitam legam. Dalam waktu hampir 2 jam itu tidak ada yang berdiam diri, semua
sungguh sungguh bekerja bakti Puji Tuhan, pukul 11 kami selesai membersihkan ruangan
tersebut, banyak barang yang tidak diperlukan, kami turunkan. Kami bermandikan peluh ,
namun kami ber sukacita melakukannya. Setelah lelah kami sangat menikmati konsumsi yang
telah disediakan oleh panitia. Semoga kegiatan ini dapat dilakukan dengan rutin.

Penulis: Henny Herawati