Missed Call : Mendengarkan Suara Tuhan
Pandemic ini melenakan hampir semua kegiatan. Ibarat orang yang sedang tidur dan malas untuk bangun. Apakah kita termasuk yang seperti ini? Bagaimana anda menanggapi undangan temu alumni KEP ini ? ayo bangun…
24 Oktober 2023 lalu, telah diselenggarakan temu kangen alumni KEP [Kursus Evangelisasi Pribadi] dari Angkatan pertama[2001]] sampai Angkatan 8, bertempat di Aula Paroki Pandu. Temu Alumni KEP ini dapat berlangsung dengan inisiatif ikatan alumni KEP yang peduli akan kelanjutan kursus ini . KEP Angkatan 8 telah diselenggarakan tahun 2018, dan banyak anak muda yang terjaring, namun sampai sekarang belum sempat menelurkan angkatan baru. Selain terhalang oleh alasan pandemic juga kesibukan anak muda dalam pendidikan meniti karier.
Beberapa kali telah diadakan rapat mempersiapkan acara ini , dimulai dengan diangkatnya Pak Paulus sebagai ketua panitya, menghubungi narasumber, mencari tema, mengumpulkan peserta dalam tiap Angkatan dalam WA grup oleh masing-masing koordinatornya, membuat eflyer, undangan ,name tag dan arahan-arahan dari Pak Triawan sebagai penasehat .
Dalam renungan yang dibawakan oleh Pak Timotius Timmy[coordinatorBadan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik], mengisahkan saat Musa sedang bekerja menggembalakan domba, ia melihat semak duri menyala tetapi tidak dimakan api dan dia mendekat mau memastikan penglihatannya. Terdengar suara Allah kepadanya, kataNya :”Musa,Musa!” dan ia menjawab:”Ya Allah”. Musa tahu siapa yang memanggilnya. Kunci pertama Mendengar suara Tuhan. Apakah saya mengenal Tuhan Yesus? Mengenal tidak sama dengan mengalami. Musa bisa menyebut Allah artinya sudah mengenal sekaligus mengalami Allah. Pak Timmy belajar mengenal Allah lewat firman, doa, pelayanan dan komunitas. Keempat factor itu harus ada. Musa langsung menjawab “Ya”. Dia tidak bertanya siapa itu? Musa tidak bertanya, kerjanya apa? Kita keasyikkan dengan urusan diri sendiri. Tuhan sudah panggil kita berkali-kali jadi panggilan Tuhan hanya seperti missed call saja. Dipanggil tapi diabaikan. Hari ini kita mau belajar mendengar suara Tuhan. Dia sudah beri kita hidup berkelimpahan[ Yoh10:10] . Waktu lahir ke dunia, kita ibarat botol kosong. Tuhan memberi berkat, mengisi air. Memberkati dengan tidak bosan-bosannya, samapai luber. Akankah anda menjawab : “Saya belum ada waktu”. Berapakah usia anda? Di dunia paling lama 100 tahun bandingkan dengan kekekalan. Kita ditakdirkan bukan disini tetapi “disana”. Pakailah kesempatan yang masih Tuhan berikan kepada kita sebaik-baiknya. Marilah belajar mengatakan: “Ya Tuhan.” Kapanpun Tuhan panggil kita harus siap. Kunci kedua percaya kepada Tuhan, saat bekerja untuk Tuhan . Dia akan beri mujizat. Yang impossible menjadi possible. Pak Timmy mengajak kita merefleksikan apa yang sudah kita lakukan sesudah lulus mengikuti KEP. Janji apa yang sudah kita ucapkan dihadapan Nya.
Pada pertemuan itu, Pastor Surono pun meneguhkan umat agar kita lebih mengenal dan mencintai Allah, dengan mendengarkan suara Tuhan. Apakah suara Tuhan masih bergema didalam hati anda? Ingatlah bahwa saya melayani bukan untuk ketenangan diri saya tetapi untuk keselamatan jiwa-jiwa. Pesannya jangan suka mengeluh dalam pelayanan. Beliau senang melihat para alumni berkumpul dengan sukacita dan bersemangat. Pastor Surono berharap pertemuan ini tidak selesai sampai disini tetapi ada kelanjutannya, agar ada kaderisasi dan mengingat belum semua pengurus mengikuti kursus ini.
Temu alumny KEP ini juga dimeriahkan oleh anak muda Jerry dan tim sebagai Sie Acara. Mereka menampilkan potongan film tempo dulu :”Mission Impossible” dengan musiknya yang tidak asing dan menyemangati. Jerry Kembali mengajak kita semua yang hadir untuk berbuat sesuatu. Tuhan sudah memanggil nama anda masing-masing. Apakah kita mau menjawab seperti Musa? “Ya Allah”. KEP Angkatan 9 mungkin akan ada, mungkin juga tidak pernah ada. Marilah buka hati dan pikirkan baik-baik didalam hati.
Akhirnya puji Tuhan atas penyertaan Nya, selesai juga acara ini. Semoga tema ini dapat membangunkan kita dari keterlenaan, dari tidur yang mungkin tidak kita sadari. Acara ditutup dengan mengabadikan setiap angkatan dan santap malam bersama. Dihadiri oleh 119 umat berseragam merah KEP, termasuk tim pujian dari Frans dan tim yang berpakaian garis-garis.
Lihat lah ladang sudah menguning telah siap dituai
Siapa yang jadi p’nuainya yang mau bekerja bagiKu
Inilah aku utuslah oh tuhan menjadi pekerjaMu….
Penulis: Henny Herawati