Jelajah Alkitab: Magisterium Guru Yang Baik

Kekayaan iman Katolik bukan hanya bersumber dari alkitab yang tertulis tapi juga dari tradisi suci yang awalnya didapatkan secara lisan secara turun temurun. Menjabarkan dan menghubungkan keduanya merupakan tugas dari magisterium dan kita percaya dan mengimani tidak mungkin salah. Seperti Bunda Maria diangkat  ke Surga tidak terdapat dalam alkitab tapi sebagai umat Katolik mengimaninya demikian. Itu karena kita umat katolik percaya kepada magisterium yang telah merumuskannya. Bagaimana prosesnya?

Magisterium menurut etimologinya, dari kata “magis” yang artinya: “yang lebih”, yang memiliki lebih banyak / baik dibanding yang dimiliki oleh orang lain. Di abad pertengahan magister berarti guru, pengajar, maestro yang memiliki lebih dari orang lain sehingga bisa mengajar kepada orang lain. Jadi magisterium artinya: kuasa mengajar Gereja yang bersifat lestari dan tak dapat keliru, yang diwariskan secara tak terputus oleh para rasul  [para rasul sendiri dididik oleh Yesus]. Yang kini secara istimewa dimiliki oleh mereka yang meneruskan takhta para rasul, yaitu para Uskup dalam kesatuan dengan Paus sebagai kepala. Kuasa itu adalah melayani Sang Sabda yang diwahyukan oleh Allah sendiri.

Tiga tugas Kristus adalah menguduskan, mewartakan dan menggembalakan. Tugas magisterium melanjutkan tugas Kristus dalam pewartaan. Para murid menyebutNya sebagai “Guru” dan “Tuhan” [Yoh 13:13]. Dia mengajar dengan penuh kuasa [Luk 4;32] yang membedakan dengan pengajar lain. Yesus tidak ragu untuk mengemukakan ajaran yang berbeda dari yang sekedar hukum Musa[Mat 5:21-48]. Bahkan manakala ia mengajar sesuatu yang sulit/keras, para murid tetap bertahan karena pada Yesuslah terdapat sabda kehidupan kekal[Yoh 6:68]

Yesus mengajar dengan membangun komunitas, dari 12 orang rasul,  lalu diluar kelompok para rasul Yesus juga menunjuk 70 murid yang lain [Luk 10:1]. Dalam kelompok para rasul, Petrus menjadi pemimpinnya. Di Kaisarea Filipi, Yesus menunjuk Petrus untuk menjadi batu dimana Ia mendirikan GerejaNya [Mat 16: 18-20]. Diperjamuan terakhir, Ia berpesan pada Petrus agar tetap teguh dan memberi peneguhan pada yang lain [Luk22:32]. Yesus juga memberikan mandat agar Petrus menggembalakan kawananNya [Yoh 21:15-17].

Dalam perkembangan di Gereja Perdana, istilah “Rasul” memiliki makna  yang kurang lebih ajeg walaupun dinamis:

  • Ajeg [tidak goyah] karena merujuk pada ke 12 murid terdekat
  • Dinamis karena menyertakan Matias [kis 1:26], Paulus [Rom 1:1, 1 Kor 9:1,15:8], Paulus dan Barnabas [Kis 14:4,14:1, 1Kor 9:6]. Bahkan Paulus menggunakannya untuk menyebut “para utusan gereja-gereja [2 Kor 8; 23]
  • Sekalipun ada dinamika demikian, Gereja Perdana mencatat bahwa para rasul itulah yang menjadi para pengajar yang berwibawa dalam komunitas kristiani. Alasan mendasarnya ialah bahwa merekalah yang menjadi saksi-saksi “langsung” atas hidup dan ajaran Yesus Kristus: terutama atas perisiwa penebusan melalui sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Kata rasul jadi kata kunci, yang mempunyai pengalaman langsung dengan Tuhan Yesus.
  • Manakala para rasul meninggal, jemaat Kristiani perdana melestarikan tulisan-tulisan mereka sebagai tonggak ajaran iman. Namun tidak cukup hanya dengan membacanya begitu saja. Perlu ada orang-orang yang memiliki kompentensi dan otoritas dalam menafsirkannya.
  • Proses untuk melanjutkan ini ternyata sudah mulai dilakukan oleh para rasul sendiri namun belakangan menjadi terlembagakan dengan proses penumpangan tangan dan doa permohonan turunnya Roh Kudus yaitu dengan UPACARA TAHBISAN [2 Timotius]. Dari sini mulailah ada yang Namanya SUCCESSIO APOSTOLICA. Dan ini tentu termasuk didalam proses suksesi itu: KUASA MENGAJAR.
  • Pada mulanya yang lebih dahulu mendapatkan kuasa mengajar yang dimiliki Yesus adalah para rasul, kemudian Uskup, baru kemudian Imam. Salah satu fungsi utama mereka adalah menjaga agar iman umat tak tergoyahkan oleh ajaran-ajaran sesat
  • Dalam Gereja Perdana, segenap ajaran yang diwariskan dari Kristus kepada para rasul itu menjadi satu khazanah milik Bersama yang disebut Depositum Fidei [seperangkat ajaran yang diwariskan turun temurun]. Depositum fidei inilah yang dilanjutkan dan dilestarikan terus sampai hari ini yang oleh kita disebut sebagai magisterium.

Fungsi mengajar yang otoritatif telah dipasrahkan oleh Kristus kepada para rasulNya, fungsi yang dimiliki Gereja dalam diri para penerus takhta para rasul bukan untuk memberikan wahyu baru melainkan untuk melestarikan wahyu yang telah dirumuskan secara apostolik dengan cara menjaga dan terus menerangkannya. Dalam menjalankan fungsi itu, Gereja diilhami dan dijaga oleh Roh Kudus sehingga tidak dapat sesat dan keliru. Pelaksanaan tugas magisterium secara ordinaria [biasa, lumrah] dijalankan oleh para Uskup manakala ia mengajar di keuskupannya atau bila ia adalah Uskup Agung Roma yang mengajar semua umat secara universal. Para Uskup menjadi infalibel [tidak sesat] apabila dalam kesatuan dengan Paus [kendati terpisah di berbagai tempat di seluruh dunia], mengajar sebuah doktrin secara  kompak. Contoh: Credo, KGK, aneka praktik liturgis universal. Sedangkan pelaksanaan tugas magisterium secara extra-ordinaria [diluar apa yang biasa] bila para Uskup mengadakan konsili ekumenis misalnya Konsili Vatikan II. Dalam kasus demikian, hasilnya bukanlah infalibel melainkan terbuka untuk dikoreksi di masa mendatang. Dan  Paus secara pribadi bisa menjalankan kuasa mengajar secara extra-ordinaria yaitu dalam kasus khusus dimana ia menyatakan sesuatu ex cathedra [kursi merujuk pada kedudukan Sri Paus]. Contoh Maria dikandung tanpa noda dalam Munificentissimus Deus, 1 november 1950 dan Maria diangkat ke Surga.

Magisterium tidak gegabah manakala menerbitkan suatu ajaran. Bilamana ajaran iman dan moral itu menyangkut bidang-bidang saintifik yang lain, mereka akan berkonsultasi dengan para ahli. Pelaksanaan tugas mengajar itu sangat kompleks dan luas sekali cakupannya.Terhadap ajaran yang disampaikan oleh magisterium, segenap umat beriman haruslah memberikan assent/ persetujuan, mengiyakan dengan otak dan hati. Dalam hal iman, kita percaya pada para rasul yang adalah para saksi pertama dan utama atas karya penyelamatan Allah kepada segenap umat manusia bahkan segenap alam raya, yang terlaksana secara definitif  dalam diri Kristus dan terus dilangsungkan melalui Gereja yang terus mendapat ilham dari Roh Kudus. Contoh, saat kita membeli mobil, kita tidak akan mengecek satu persatu komponennya secara detail, meneliti seorang diri. Kita mempercayainya. Jika ingin info, carilah pada sumber yang benar [situs milik Vatikan, milik KWI]

Demikian pengajaran mengenai magisterium dalam Gereja Katolik yang dibawakan oleh RD Thomas Kristiatmo pada acara Jelajah Alkitab 14 Desember 2023. Jelajah Alkitab 18 Januari 2024 yang akan datang, Pak Triawan telah menyiapkan  tema “Untuk Apa Tuhan Menciptakan Malaikat? Bolehkah kita berdoa kepadanya ?” 

Penulis: Henny Herawati

Terima kasih kepada para Panitia yang selalu setia membantu. Tuhan Memberkati.