Puasakah anda? Wajibkah berpuasa dalam agama Katolik? Sementara saudara-saudara muslim menjadikan puasanya sebagai rukun Islam. Berdosakah kalau kita tidak berpuasa? Seperti apa puasa Katolik?
Acara Jelajah Alkitab diawali dengan menyanyikan bersama-sama “Dulu Yesus Berpuasa” dari Puji Syukur 490. Dalam syair, disebutkan Yesus berpuasa selama 40 hari lamanya. Demikianlah saat ini umat katolik sedang berpuasa selama 40 hari mengikuti teladan Yesus, berbeda dengan saudara kita muslim yang saat ini juga sedang berpuasa selama 30 hari lamanya.
Bagaimana orang katolik berpuasa? Cara berpuasa Katolik yaitu dengan makan kenyang hanya 1 kali dalam sehari. Jadi kita dapat memilih sendiri. Misalnya pagi makan kenyang, makan siang dan malam tidak kenyang. Atau makan pagi dan siang tidak kenyang dan makan malam kenyang, diatur sendiri. Yang wajib berpuasa dalam Gereja Katolik adalah semua orang beriman yang berusia antara 18 tahun yang dianggap sudah dewasa sampai awal 60 tahun. Puasa ini “wajib” dijalankan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung, jadi hanya dua hari itu saja.
Sedang pantang, mengikat orang yang sudah berumur genap 14 tahun. Orang wajib berpantang pada hari Rabu Abu dan setiap Jumat sampai Jumat Agung jadi ada 7 hari wajib pantang selama masa prapaskah. Dalam Kitab Hukum Kanonik 1251 Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya.
Sedangkan Puasa dan Pantang hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung memperingati sengsara dan wafat Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi wajib puasa dan pantang orang katolik hanya 2 hari. Ada juga yang berpuasa selama 40 hari tidak dilarang.
Puasa dalam hidup biasa, menjadikan manusia menjadi baru, sebab ada perubahan hidup menurut 2 arah : Disiplin diri dan praktik karitas [berbuat baik] spiritual dan material. Ia dituntut untuk mengekang diri dan berbuat baik. Secara spiritual berpuasa berarti membangun relasi dan meningkatkan hubungan dengan Tuhan melalui berbagai macam kegiatan rohani seperti doa, refleksi, meditasi dan kontemplasi.
Arti puasa dan pantang adalah tindakan sukarela tidak makan atau tidak minum seluruhnya atau sebagian, yang berarti mengurangi makan dan minum. Kriteria sukarela disini apa yang mau kita kurangi, hindari. Hal itu kita atur sendiri secara sukarela. Itulah sebabnya puasa Katolik selalu terlaksana bersamaan dengan doa dan derma yang terwujud dalam Aksi Puasa pembangunan yang merupakan satu paket. Semangat yang sama berlaku untuk pantang. Puasa dan pantang untuk membangun sesuatu dari dalam.
Yang perlu kita ketahui bahwa yang bukan semangat puasa dan pantang Katolik adalah:
- Berpuasa dan pantang sekedar untuk Kesehatan. Untuk diet atau untuk mengatasi penyakit tertentu.
- Berpuasa dan berpantang untuk memperoleh kesaktian, baik itu tubuh maupun rohani.
Sedang puasa dalam hidup iman, keberhasilan puasa tidak terutama ditentukan oleh aksi-aksi lahiriah yang kelihatan, melainkan oleh Gerakan batin / dorongan jiwa yang tersembunyi. Puasa dan aksi puasa harus sampai pada hati Nurani [Mat 15:19-20] yakni mewujudkan cinta kasih. Puasa harus sampai pada niat dan aksi agar kondisi hati tetap bersih serta sikap hidup kita tetap solid, teguh dan utuh.
Spiritualitas pertobatan adalah pintu masuk Kerajaan Allah. Mrk 1: 15. Kata Yesus :” Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”. Mengapa jika kita berdosa dan bertobat tapi sering kumat kembali? Apa sebabnya? Bagaimana cara mengatasinya?
Kalau kita mengikuti pikiran, akal budi pribadi dan dorongan perasaan sendiri, kita cenderung membenarkan diri dan mempersalahkan orang lain. Tidak tahu membedakan mana karya Tuhan dan karya setan. Setelah Yesus berpuasa 40 hari lamanya, iblis menyuruh Yesus untuk mengubah batu menjadi roti. Karena iblis tahu bahwa Yesus dalam keadaan lapar. Tetapi apa kata Yesus? Yesus menjawab:“Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Yesus tidak mengikuti keinginan hatinya tapi mengarahkan kepada kehendak BapaNya. Motivasi pertobatan kita harusnya karena Kerajaan Allah dan demi Kerajaan Allah. Kerajaan Allah artinya Allah sendiri menjadi satu-satunya Raja dalam kehidupan manusia. Dialah Raja dalam hati, pikiran, perasaan dan kehendak manusia. Dalam terang iman, Kerajaan Allah yang tampil dalam Pribadi Kristus sendiri menjadi satu-satunya acuan utama dan satu-satunya bagi setiap niat dan upaya kita untuk bertobat [Redemptoris Missio no 18] Yoh 4:34 Kata Yesus kepada mereka:” MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya”. Tujuan pertobatan agar menemukan kehendak Allah di dalam segala peristiwa hidup, yang sarananya adalah puasa dan pantang. Jadi jangan puas dengan sarana saja tapi harus disertai dengan tujuan yang benar, untuk menjadi manusia yang baru. Yang menyadari bahwa hidup bukan untuk diri sendiri saja. Pertobatan akan berhasil bila pertobatan itu lahir dari hati bukan pertama-tama dengan karya yang kelihatan. Konteks puasa diletakkan pada relasi dengan Tuhan bukan semata mencari pahala. Tapi ada pertobatan jiwa yang diiringi dengan kesedihan yang menyelamatkan dan kepiluan yang menyembuhkan [KGK 1431]. Selain itu dibutuhkan keberanian mengambil sikap dan keputusan tegas untuk memulai dari sekarang untuk tidak berdosa lagi. Dan tentunya mengharapkan belas kasih Allah dan bantuan rahmatNya, karena bertobat tidak cukup dengan usaha manusia sendiri. Yesus berkata:” diluar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa- apa” [Yoh 15:5].
Puasa terbaik menurut Paus Fransiskus:
- Puasa dari sikap tidak bisa mengampuni sesama dengan perdamaian dan pengampunan yang penuh.
- Puasa berbicara banyak dan penuhi dirimu dengan keheningan dan siap sedia mendengarkan orang lain.
- Puasa stress, penuhi diri dengan doa.
- Puasa dari kepahitan dan kesedihan dengan memenuhi hati dengan sukacita.
- Puasa egois dengan membangun dan memenuhi belarasa dengan orang lain.
- Puasa dengan mengeluarkan kata-kata yang menyerang dan ubahlah itu dengan kata-kata manis dan lembut.
- Puasa kecewa dan tidak puas dan penuhilah dirimu dengan rasa syukur.
- Puasa marah dan penuhi dirimu dengan sikap taat dan sabar.
- Puasa pesimis dan penuhi dirimu dengan optimis.
- Puasa khawatir dan percaya kepada Tuhan.
- Puasa mengeluh dan meratap dengan menikmati hal-hal yang sederhana dalam kehidupan.
Paus Fransiskus juga memberi nasihat kepada kita agar jangan pernah berdialog dengan iblis. Pastor Nana sebagai pembicara / nara sumber Jelajah Alkitab berharap umat mengerti tentang makna puasa dan pantang Katolik. Dengan mengerti umat akan menjalankannya, tidak sekedar ikut-ikutan.] Jangan senang dengan sarananya [puasa dan pantang], tetapi tujuannya harus benar, yaitu untuk menjadi manusia baru yang hidupnya terarah kepada kehendak Tuhan, bukan kepada kehendakku. Demikian RD Yustinus Nana Sujana, OSC mengakhiri acara Jelajah Alkitab edisi 21 Maret 2024. MC hari itu adalah Yus Patrick. Untuk 18 April 2024 yang akan datang, Pak Triawan telah menyiapkan tema tentang Tradisi Suci (ajaran iman yang tidak tertulis dalam alkitab), yang akan dibawakan oleh RD Thomas Kristiatmo. Mengapa orang Katolik membuat tanda salib, berziarah ke Bunda Maria, mendoakan arwah dll. Bukanlah hal itu tidak ada dalam Alkitab?
Penulis: Henny Herawati