


Diam memiliki arti dasar:
- Tidak bersuara
- Tidak bergerak
- Tidak berbuat apa-apa
Diam yang Bukan Emas
Diam tidak selamanya ’emas’. Belajar dari peristiwa yang terjadi di keluarga Yakub ketika Dina, anak perempuan Yakub dari Lea, diperkosa oleh Sikhem. Yakub mendiamkan kejadian itu. (Bdk. Kej 34: 1-5). Mengapa Yakub diam saja? Ada beberapa kemungkinan:
- Yakub kurang sayang kepada Dina karena ia anak Lea, istri yang tidak dikasihi Yakub.
- Yakub takut ataupun menghindari konflik karena mereka adalah pendatang di Sikhem.
Namun, sikap diam Yakub malah menimbulkan masalah baru. Anak-anaknya lelakinya marah. Dengan bermuslihat, Simeon dan Lewi membunuh semua lelaki di Sikhem. Andai sejak awal Yakub tidak hanya diam, mungkin anak2 lelakinya tidak akan menjadi pembunuh.
Dari kisah keluarga Yakub kita belajar:
- Lawan kata mengasihi bukan membenci, tapi tidak peduli (ignorant). Jika kita mengatakan kita mengasihi seseorang, maka kita mesti menunjukkan kepedulian kita. Ingat kisah orang kaya Dan Lazarus yang miskin? Orang kaya ini mengalami kesengsaraan di alam maut karena semasa hidupnya dia tidak menunjukkan kepeduliannya pada Lazarus yang kelaparan di depan Rumahnya
- Konflik tidak akan Selesai dengan sendirinya. Malah mungkin kalau dibiarkan akan muncul masalah baru. Kita tidak bisa hanya diam.
Risiko yang mesti dihadapi ketika kita memutuskan untuk tidak hanya diam:
Dicela, tidak disukai, mesti menghadapi konflik tsb.
Yesus marah di Bait Allah karena orang2 berdagang di halaman Bait Allah. Hewan2 kurban dijual dengan harga sangat tinggi, menyulitkan orang yang mau beribadah. Pastinya bukan hanya Yesus yang menyadari tindakan ini keliru, namun hanya Yesus yang berani bersuara. Akibatnya: Yesus dibenci.
Menjadi pertanyaan untuk kita: apakah saya sebagai murid Kristus berani bersuara saat melihat ketidakadilan atau melihat sesuatu yang salah?
Diam yang adalah Emas:
- Ketika kita marah, terluka, lebih baik kita mengambil sikap diam. Jangan sampai emosi kita membuat kita melukai orang lain dengan perkataan kita
Amsal 10:19 “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi”.
- Diam itu emas ketika kita bisa memilih untuk tidak menyebarkan cemoohan.
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. (TB Mzm 1:1-2)
- Diam yang pasti adalah Emas adalah berdiam diri di hadapan Tuhan, terlebih ketika kita sedang menghadapi badai.
Sebab beginilah firman Tuhan Allah, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan, (TB Yes 30:15)
Bagaimana caranya supaya kita tahu kapan kita mesti diam Dan kapan kita jangan diam?
- Mesti punya waktu untuk berdiam diri di hadapan Tuhan setiap harinya.
- Berdoa untuk karunia Roh Kudus. Ada apa aja? hikmat, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan, kesalehan dan takut akan TUHAN.
- Membangun penguasaan diri.