Pesta Nama Paroki Bunda Tujuh Kedukaan (Misa dan Pesta Rakyat)

Gereja bagai bahtera di laut yang seram. Mengarahkan haluannya ke pantai seberang. Mengamuklah samudera dan badai menderu, gelombang zaman menghempas…

Demikianlah  lagu pembukaan misa syukur  pada 15 September 2024 pukul 17.00 di Paroki Bunda Tujuh Kedukaan-Pandu  mengalun dengan musik organ bertalu talu,  menggetarkan hati serta mengingatkan bahwa perjalanan Gereja di dunia ini memang  tidaklah mudah, penuh tantangan, lagu pembukaan  dibawakan dengan megah oleh kelompok gabungan  Orang Muda Katolik Paroki Pandu. Pada saat bersamaan para petugas liturgi memasuki Gereja bersama  tujuh Ketua Wilayah dengan masing masing membawa vandel dari Santo/a yang menjadi pelindungnya.

15 September adalah peringatan hari Santa Perawan Maria yang berduka. Dan Bunda Maria adalah Pelindung Paroki Pandu. Itulah sebabnya Bernama Paroki Bunda Tujuh Kedukaan. Misa konselebrasi  ini dipimpin Pastor Josaphat Judho Pramono [Pst Fredy] Bersama Pastor Paulus Yoyo Yohakim, Pastor Matheus Antoro Juwono dan Pastor Yohanes Surono untuk merayakan ulang tahun Paroki Bunda Tujuh Kedukaan yang ke 89.

Pertanyaan “Siapakah Aku?” akan selalu update sepanjang kita mengikuti Yesus, Yesus bertanya kepada para murid-murid dengan mendadak. Dan Petrus menjawab tanpa Persiapan. Katanya “Engkaulah Mesias!” [Mrk 8:27-35] Pastor Fredy pernah  bertanya kepada seorang Katekis Pandu dengan pertanyaan yang sama. Orang itu menjawab, bagi dia Yesus itu Mesias dan Dia yang menjadikan saya hidup baik. Katekis itu dibaptis sejak bayi tetapi mengikuti Yesus sejak duduk di bangku SMA.

Kata Petrus :”Engkau Mesias” Mesias bagi Petrus adalah Mesias yang membebaskan Bangsa Israel dari penjajahan Bangsa Romawi yaitu Mesias Politik, bukan Mesias yang mengalami banyak penderitaan, ditolak, dibunuh dan bangkit pada hari ketiga. Pertanyaan ini ditujukan kepada kita umat Paroki Pandu yang pelindungnya Santa Maria, Apa jawaban kita? Bisa dijawab kolektif yang sama bisa juga berbeda tergantung pengalaman pribadi.

Usia paroki sudah 89 tahun. Jika pertanyaan itu diberikan pada orang usia 89 tahun akan berbeda jika ditanyakan kepada OMK. Mari kita belajar pada Maria. Pribadi yang tidak banyak bicara, Maria melakukan apa yang Yesus lakukan. Dia menyangkal diri, pikul salib setiap hari, Maria sudah menjadi murid Yesus. Dalam kehidupan ada saja kesulitan, penderitaan yang kita jumpai, marilah bertekun seperti Yesus, seperti Maria sampai kesudahannya. Di hari ulang tahun ke 89 tahun ini, pastor Fredy berharap kita dapat  mengikuti Yesus semakin baik. Dan melalui Maria Santa pelindung kita, kita mau setia mengikuti Yesus.

Usai misa Pak Maxi [koordinator Liturgi] mempersilahkan Pak Triawan selaku Wakil Dewan untuk memberikan sambutan. Beliau mengatakan bahwa angka 7 pada Paroki Bunda Tujuh Kedukaan adalah angka yang sempurna secara Ilahi. Karena jika Maria tidak kuat maka tidak dapat menjalani ketujuh penderitaan tsb. Begitu juga angka 89 itu unik. Angka 8 adalah angka kestabilan dan konsisten untuk mencapai angka 9 yang jadi tujuan atau finish. Saat ini dalam misa ada dua kolekte untuk rumah Karya Pastoral di Pandu jalan Pandu 23, dalam perjalannya Pandu 19 juga dibeli, tinggal jalan Pandu 21 supaya bisa nyambung untuk Rumah Karya Pastoral. Hal yang penuh perjuangan untuk meraihnya, seperti Maria mencapai angka 7 bukan dengan  hal mudah dan penuh kenyamanan, tapi penuh penderitaan dengan segala keterbatasannya. Gereja Pandu adalah kita semua, yang sedang berjuang.

Sambutan dari Pastor Fredy mengucapkan terimakasih kepada Dewan Harian, kelompok kategorial, Ketua Wilayah dan Ketua Lingkungan dalam membangun Kerajaan Surga yang tidak mudah namun jika dipikul bersama pasti bisa dilaksanakan. Beliau juga mohon maaf jika didalam penggembalaan ke empat Pastor ada yang tidak berkenan. Harapannya ada sukacita dalam pelayanan.

Setelah sambutan, kue ulang tahun dibawa kedepan altar. Umat menyanyikan  lagu Happy Birthday dengan meriah, tiup lilin. Pastor Fredy memotong kue dan diberikan kepada Wakil Dewan. Akhirnya  para Pastor dan anggota Dewan Harian berfoto bersama untuk diabadikan.

Acara ulang tahun tidak afdol jika tidak ada makan-makannya. Umat yang memenuhi gereja  segera berbondong bondong menuju tenda putih, ada yang ke depan garasi dan ada yang menuju ke depan sekretariat. Namun umat tidak perlu khawatir, karena semua umat  pasti mendapatkan 2 makanan berat dan rujak/asinan dan air minum. Panitya sudah mengaturnya dengan baik. Pesta rakyat kali ini, umat  tidak akan rebutan seperti di tahun tahun yang lalu, ada yang kekenyangan ada yang tidak kebagian. Karena saat memasuki gereja, umat mengantri dengan tertib untuk mengambil 3 warna kupon dan 1 undian berhadiah. Gereja sudah dibuka pada pukul 16.00.  Di depan sekretariat tersedia nasi soto [bendera biru muda] yang disiapkan Wilayah 6 dan nasi gudeg [bendera hijau muda] dari wilayah 3. Di depan garasi ada nasi Hainan dan asinan [bendera coklat] persembahan kelompok kategorial. Sedang di tenda Putih ada nasi Semarang [biru] dari Wilayah 7, nasi Bali [merah] dari wilayah 5,  ada nasi goreng [oranye] dari Wilayah 1, nasi uduk [pink] dari wilayah 4 dan nasi bakmoy [hijau tua] dari wilayah 2.  Setiap stand menyiapkan 100 buah buahan yang berbeda dengan stand yang lain untuk dibagikan. Selama umat  makan dan minum OMK menghibur dengan  musik , lagu lagu, games dan undian berhadiah. Umat tampak sukacita bisa menikmati makanan sambil ngobrol dan dihibur OMK.

 Sebelumnya dari  2 Agustus , setiap hari jumat hingga tgl 13 September 2024 diadakan 7 kali misa  berturut turut  mengenangkan 7 kedukaan  yang dialami oleh Santa Maria yang dipimpin oleh Pastor yang berbeda beda. Selain rapat-rapat persiapan untuk pesta rakyat agar dapat tertib dan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Penulis: Henny Herawati

Bagi yang ingin melihat foto dan dokumentasi acara klik link ini:
https://drive.google.com/drive/folders/1v7mBDk4vdOktOev2PqhtLkFFSCN7YPy0?usp=sharing