Istilah “Cawe-Cawe” dipopulerkan oleh presiden Joko Widodo yang berarti “Ikut Campur”. Tepatnya Pak Jokowi mengatakan “Ya saya untuk hal ini, saya harus cawe-cawe. Karena untuk kepentingan negara, …. Saya tidak akan menggunakan tantara, saya punya cara cawe-cawe sendiri dan saya tahu persis bagaimana cara berpolitik yang baik.”
Apakah Tuhan ikut campur dalam kehidupan manusia? Dalam keberuntungan dan kemalangan? Atau Tuhan punya cara cawe-cawe sendiri ? Roma 8:28….,bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Lalu apa makna kehendak bebas jika Tuhan masih ikut campur? Lalu bagaimana pula dengan dua pernyataan ini: Manusia merencanakan tapi Tuhan yang menentukan atau Tuhan yang merencanakan tapi manusia yang menentukan. Mana yang benar?

Ada seorang bapak berlindung diatas atap, karena kebanjiran. Sekoci pertama datang menghampiri untuk menolong tapi ditolak, dia tidak mau ditolong orang itu. Ketika air semakin tinggi, ada yang mau menolong kembali tapi ditolak hingga bantuan ketiga. Akhirnya dia tenggelam dan mati. Di pintu surga dia complain , katanya kepada Tuhan,” Saya orang beriman , mengapa saya tidak ditolong?” kata Tuhan “Saya sudah mengutus tiga orang tapi ditolak terus” Tuhan selamatkan kita dengan mengutus seseorang yang bukan siapa-siapa. Tuhan selamatkan seseorang dengan caraNya sendiri. Tuhan campur tangan tetapi tidak langsung. Itulah cawe-cawe Tuhan dalam keseharian kita.
Jika Tuhan campur tangan , dimanakah posisi kemanusiaan kita dengan kehendak bebas yang telah dianugerahkan Allah? Masih perlukah kita mempersiapkan sesuatu untuk masa depan kita?. Bukankah Tuhan sudah merancangkan segala sesuatunya serba baik? Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Yer29:11

Memang rancangan Tuhan itu selalu baik. Namun sering dirusak oleh kehendak bebas manusia. Kehendak bebas adalah salah satu kelebihan manusia yang tidak dianugrahkan Allah kepada ciptaan yang lainnya. Tuhan sungguh mencintai manusia. Dia tidak ingin kita seperti robot. Dia berikan kebebasan, untuk jadi manusia seutuhnya. Contoh: Tuhan memberi kita kesempatan bekerja di perusahaan terbaik. Kita membuang kesempatan itu dengan kemalasan atau ketidak jujuran. Akibatnya hidup jadi sulit karena tidak berpenghasilan.
St Thomas Aquinas menjelaskan ada dua macam kehendak Allah yaitu 1. Antecedent Will, kehendak Allah yang universal {1Tim 2:4]. Manusia ditentukan selamat. 2 Consequent Will, kehendak Allah yang melibatkan “Kehendak Bebas Manusia”. Penderitaan manusia dan hal-hal buruk lainnya pada umumnya terjadi karena manusia salah menggunakan kebebasannya . Oleh karena itu teologi moral katolik menuntut manusia untuk memiliki kebebasan yang bertanggung jawab. Contoh kita tahu semangkuk seblak itu sangat pedas. Tapi kita makan sampai tiga mangkuk level lima, yang membuat perut melilit. Lalu mengatakan “Mengapa Tuhan menghukum aku?” kebahagiaan, sukses dan keselamatan itu pilihan.

Orang yang kritis lalu protes,” Mengapa saya sudah memilih dan mengusahakan yang terbaik namun saya tetap gagal/ menderita?” karena menurut GW Leibniz ada tiga keburukan , 1. Malum physicum [keburukan alamiah yang ditimpakan alam kepada manusia, misal kecacatan] 2. Malum metaphihysicum [keburukan yang melampaui penjelasan, misal manusia bisa mati] 3. Malum morale [keburukan moral yang ditimpakan manusia atas manusia, misal perang]. Klasifikasi diatas hanya membedakan jenis-jenis penderitaan/ keburukan, namun belum menjelaskan tentang mengapa hal itu bisa terjadi
Menurut teori “Dampak Evolusi Dunia’, yang digagas oleh seorang imam, ilmuwan P.Pierre Teilhard de Chardin SJ, beberapa jenis penderitaan tidak dapat kita telusuri asal-usul atau penyebabnya adalah suatu proses alami dari proses evolusi dunia menuju keadaan lebih sempurna. Jadi tidak ada yang dipersalahkan. Keburukan itu natural. Ada proses yang tidak enak untuk mencapai sesuatu yang baik. Tidak ada kemuliaan sebelum kesengsaraan.
Lima alasan mengapa penderitaan diijinkan Tuhan:
- Pengorbanan , Yer 15:8 Yeremia amat menderita karena tugas kenabian. Dalam perjanjian baru, Luk24:26 Yesus yang menjalankan misinya. Setiap orang yang mau hidup beribadah didalam kristus Yesus akan menderita aniaya.[2 Tim3:12]
- Awal kebaikan. Dalam Perjanjian lama, kej 45:5 .. untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. Dalam Perjanjian Baru, Roma 5:3-4 kita malah bermegah dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
- Khas Perjanjian Baru, partisipasi dalam penderitaan Kristus.1 kor 4:10-13, 2kor4:8-11
- Khas Perjanjian Lama, hukuman atas dosa. Kej 3:14-19
- Khas Perjanjian Baru berlawanan dengan Perjanjian Lama. Allah hendak menyatakan sesuatu melalui penderitaan. Yoh 9: 1-3
Dalam dokumen Gereja, Salvifici Doloris, San Juan Pablo II, pengalaman negatif yang dirancangkan Tuhan berguna untuk :
- Membawa seseorang kepada pertobatan. Jika sukses terus ada kecenderungan berdosa. Orang yang menderita dapat mengandalkan Tuhan daripada yang sejahtera.
- Membentuk karakter orang yang bersangkutan jadi rendah hati.
- Mendatangkan kasih, atau agar orang tersebut mengalami pengalaman dikasihi ,baik oleh Tuhan maupun oleh orang lain.
Dengan berdoa dan berusaha, permohonan kita akan dikabulkan , sejauh doa itu sesuai dengan kehendak-Nya. Perlu dicamkan Allah adalah Bapa, orang tua kita yang mendidik agar anak-anaknya mandiri [2mak6:12], maka Ia memang tidak memberikan begitu saja segala hal yang kita inginkan.
Yesus juga menderita. Masakan kita minta dilepaskan dari penderitaan? Tuhan pasti membantu kita menghadapi penderitaan/ pikul salib. Dia pasti “Cawe-Cawe” atas kita. Bersama Yesus dan seperti Yesus kita akan mendapatkan keselamatan dan kemuliaan.

Dari penjelasan diatas jelas Tuhan memang “cawe-cawe’ atas kehidupan manusia, namun tidak sepenuhnya. Manusia selalu punya andil, atas penderitaan maupun kebahagiaan hidupnya. Ingat mukjizat –mukjizat Tuhan Yesus dahulu , saat perkawinan di Kana [Yoh 2:2-11], ada aktifitas manusia, dalam mengisi tempayan, mencedok air atau saat si lumpuh digotong teman-temannya diturunkan dari atas supaya disembuhkan Nya [Mrk 2:1-12]. Ada usaha manusia, kehendak bebas disamping cawe-cawe / ikut campurnya Tuhan
Jadi pernyataan bahwa , manusia yang merencanakan,Tuhan yang menentukan. Ini pernyataan yang benar, berdasarkan Ams 16:9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya. Dan kalimat, Tuhan yang merencanakan tapi manusia yang memutuskan. Ini juga pernyataan yang benar, karena manusia diberi kehendak bebas. Demikian RP Peter Elvin Atmaja H,OSC mengakhiri Jelajah Alkitab edisi 27 Juli 2023. Acara ini dihadiri oleh 113 umat dari berbagai paroki, termasuk 21 pengurus.
Untuk Jelajah Alkitab 10 Agustus 2023 mendatang, Bapak Triawan telah menyiapkan tema yang tidak kalah menarik, “Yesus jalan menuju Bapa. Jalan lain menuju kemana?” Dengan RD Aloysius Wahyu Endro Suseno sebagai narasumbernya. Akan berbicara bahwa iman katolik itu bukan soal selera tapi soal keselamatan.
Penulis: Henny Herawati.